Aksi cium tangan yang dilakukan mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan cara untuk menjaga hubungan baik.
- Ketua DPC PDIP Karanganyar Ingatkan Solid dan Tegak Lurus Keputusan Partai
- Gus Ali Gondrong: Ganjar-Mahfud Terbukti Bersih dan Berintegritas
- Geliat Pemilu 2024 Semakin Terasa, Teguh Santosa Pun Siap Jadi Senator dari Jakarta
Baca Juga
Selain itu, aksi yang dilakukan di kediaman pengusaha Chairul Tanjung itu merupakan cara Gatot untuk menjaga peluang tetap bisa berlaga di Pilpres 2019.
Begitu kata pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/6).
Ini kan cara pelihara peluang dan menjaga hubungan baik," ujarnya.
Dengan mencium tangan presiden keenam RI tersebut, Gatot juga memberi kode kepada para elit politik di negeri ini bahwa dia adalah orang yang berada dipihak SBY. Dengan kata lain, dalam pilpres nanti dia akan menurut pada perintah SBY.
Iya, itu ngasih kode komunikasi politik, ‘saya nurut SBY’," sambung pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) itu.
- Nasib Diujung Tanduk, Tujuh Caleg PDIP Mengadu ke DPP
- Partai Golkar Karanganyar Diprediksi Kehilangan Kursi di DPRD
- Pilpres Sekali Putaran? Survei Populi Center Ungkap Pasangan Prabowo-Gibran Unggul 52,5%